Senin, 04 Maret 2013

Menelisik Pondok Om Arsitek :)

Vintage, Heritage Buildings, Urban Legends, City Histories dan segala sesuatu yang berhubungan dengan hal itu memang menjadi kesukaan saya. Saya baru sadar ternyata minat saya terhadap hal-hal berbau lampau sudah melekat sejak kecil. Ketika saya duduk dibangku SD kelas 3, ada sebuah kepercayaan di kalangan anak-anak tentang sebuah gedung kosong yang tua, letaknya di tengah-tengah sawah, bernama Rumah Belanda. Lokasinya di pinggiran komplek rumah saya, cukup jauh sebenarnya dari blok tempat saya tinggal, terlebih untuk ukuran anak SD. Namun 'magnet' dari rumah itu tidak mampu membuat saya menuruti larangan orang tua saya untuk datang ke tempat itu.

Hampir seminggu 3 kali saya datang ke tempat itu, tau untuk apa? tak pernah ada maksud yang benar-benar penting sebenarnya, saya hanya ingin menikmati ademnya lingkungan rumah itu dan yang utama, rasa penasaran sayalah yang selalu membawa saya datang kesana. Saya selalu berlarian dan mengintip dari jendela satu ke jendela lainnya sambil terus bertanya dalam hati, "ini dulunya bekas apa ya?" "yang dulu pake gedung ini siapa ya?" "ini dibangun tahun berapa ya?" bahkan, "dulu ada 'kejadian' apa ya disini?" Ya, itulah saya, anak kecil tengil dengan rasa penasarannya yang kuat. Saya sangat tomboy saat kecil, itulah sebabnya tak pernah ada rasa takut ketika saya 'berpetualang' dari tempat satu ketempat lainnya. Bahkan cita-cita saya semasa kecilpun bukan dokter, pramugari, guru, artis dan segala jawaban umum dari seorang anak kecil, saya hanya ingin jadi petualang ! Ya, petualang :)

Rasa ingin tahu yang sangat besar itu semakin bertambah dan membentuk sebuah kecintaan terhadap hal-hal kuno, terutama gedung dan peninggalan-peninggalan nyata lainnya. Tuhan memang tahu persis bagaimana anak-anakNya, Ia tidak mengizinkan saya masuk sekolah kejuruan perawat saat saya lulus SMP, padahal itu keinginan terbesar saya saat itu, justru Tuhan membawa saya masuk ke sekolah kejuruan Pariwisata. Bidang yang sangat saya cintai sekarang. Tidak sampai masuk di sekolah Pariwisata, tapi Tuhan mempertemukan saya dengan sahabat-sahabat yang juga suka terhadap hal-hal kuno.

Hari Minggu, 3 Maret 2013 kemarin, saya dan Disa memutuskan untuk makan sepulang dari acara pernikahan teman (langsung cari makan karena sama sekali ga kebagian makan gw ! ._. ) namun ada ide yang lain yang muncul di kepala saya, lalu saya tanyakan pada Disa, "Sa, jalan Sawunggaling deket kan dari sini?" (lokasi kami di Cipaganti) Disa balik bertanya pada saya, "Lumayan, kenapa gitu?" , "Cari rumahnya Wolff Schoemaker sa ! ;) " tanpa pikir panjang Disa setuju. Kemudian kami segera pulang dan memulai petualangan kami.

Kami berputar-putar di sekitar jalan Sulanjana, Ranggamalela, Hariangbanga, dsk untuk mencari sebuah bangunan (yang kami sangka akan sangat tua) di Jalan Sawunggaling No.2 dan saat kami akhirnya menemukan bangunan itu, kami sama-sama berkata "ini mah tadi kelewatan" hahahahaha, yaa, tadi kami sudah lewat situ rupanya :D fool me ! hihi

Saya berhenti sejenak di seberang bangunan itu, memperhatikan bangunan itu baik-baik untuk memastikan itu bangunan yang benar-benar-benar-benar saya cari !!! Satpam yang menjaga bangunan yang kini sudah disulap menjadi cafe itu memperhatikan kami dengan curi-curi lihat (bukan pandang ya), mungkin takut kami niat jahat atau takut kami ingin makan disitu tapi tak punya cukup uang wkwkwkwkwkwk . Akhirnya, dengan isi dompet yang sebenarnya jatah seminggu, saya beranikan untuk masuk (dan pasti harus membeli dari cafe itu), niat saya sebenarnya bukan makan saja, karena sumpah, takut mahal-mahal :D tapi lebih ingin menelusuri rumah Om Arsitek :)

Setelah motor terparkir, saya bersegera menghampiri kasir dan bertanya pada beberapa pegawai yang ada disitu, "Ini betul yang dulu rumahnya Wolff Schoemaker kan?" dan WTH, mereka bilang "Aduh ga tau mba ini rumah siapa-siapanya" dengan wajah bingung -__-" ingin sekali rasanya bilang pada mereka, ini nilai plus dari tempat kalian bekerja tau ! hal umumnya saja sudah tidak tau ! Karena tidak cukup puas atas jawaban mereka, saya meminta ijin untuk berkeliling dan pastinya mengambil gambar dari keseluruhan bangunan ini. Untungnya mereka mengizinkan, kalau tidak, ya bakal nekat gw ! serius deh :D

Yang pertama kali saya rasakan adalah girang luar biasa karena ini bangunan yang benar-benar saya ingin datangi dan seperti biasanya, saya selalu jatuh cinta pada karya om Charles Prosper Wolff Schoemaker atau yang lebih dikenal dengan C.P Wolff Schoemaker. Siapa dia? Kenapa harus rumahnya yang saya cari? Beliau adalah 'pendiri' kota Bandung kalau boleh saya bilang :) Tahu Gedung Landmark, Gedung Merdeka, Gereja Bethel, Gereja St.Petrus, Observatorium Bosscha dan Hotel Grand Preanger? (kalau ga tau please kontak saya, biar saya buat kalian tau ! -__- ) Gedung-gedung luar biasa itu adalah sepersekian dari gedung-gedung rancangan Om Arsitek ! Maka dari itu, saya penasaran untuk melihat peristirahatan beliau semasa beliau 'mengindahkan' kota Bandung :) sebenarnya saya sudah berkali-kali googling untuk mengumpulkan sebanyak-banyaknya informasi tentang idola saya ini, tapi rasanya sangat sangat tidak cukup dan tidak puas hanya tau sebatas virtual, tanpa benar-benar 'menyatu' dengan 'bagian' dari Om Arsitek ini :)

Saya akan jelaskan setiap detail dari hasil penelusuran saya ya ;)


 Ini merupakan ruangan paling belakang bangunan ini, entah dulu apa fungsinya, kalau saya tebak sepertinya ruang keluarga mungkin. Kerena ada 2 pintu yang dikunci di ruangan ini, sepertinya kamar :)

Foto yang terlihat itu merupakan foto dari bangunan ini di jaman dulu. Indah, tetap indah :)
Bisa tebak benda apakah yang terpajang begitu banyak di tembok pemisah ini? ;)
Benda itu merupak piring-piring seng khas perabot Sunda jaman dulu :)
Nah, maap maap sebelumnya, ini miring :D males edit, takut kegirangan saya berkurang dan jadi hilang ide menulis.

ini adalah bagian kiri dari foto diatas, foto di bingkai besar ini adalah Observatorium Bosscha. Ya, Obsv.Bosscha ini memang bukan dibuat oleh Karel Albert Rudolf Bosscha tapi oleh Om Arsitek, namun, didanai oleh Om Bosscha :) Maka dari itu, Obsv.Bosscha dinamai Bosscha :)
Ambil foto dari luar dengan maksud ruangan ini kena semua :D

Oya, furniture cafe ini juga terbuat dari kayu-kayu kuat yang mencirikan ke-jadoel-annya :) Modern Traditional sih lebih tepatnya ;) Benar-benar ciri Om Arsitek :) *thumbs up buat pengelola cafe ini*
Ini tampak belakang dari rumah Om Schoemaker :) Sekarang jadi tempat parkir karyawan :)

Pilar-Pilar cantik yang Om Schoemaker bangetsss :)
Yang ini, adalah samping kanan dari rumah Bapak Arsitek Bandung ini :D *gelar khusus dari saya*

Bisa lihat jendela-jendela kecil diatas itu? ya, itu adalah ventilasi, ciri dari arsitek-arsitek yang dulu membentuk deretan bangunan indah di Bandung :)
 Ini sisi kiri rumah adem ini :) Sekarang jadi bagian samping dari bank OCBC NISP :) Jadi, sebelah kanan dipakai cafe, bagian kiri dipakai bank :)
 Ini Disa, pose di depan pintu utama rumah Om Schoemaker, sekarang jadi pintu utama Bank OCBC :) Lihat, bagian depan yang membulat itu, lagi-lagi, Om Schoemaker bangeeeet :)
 Nah ini foto dari jauhnya :) sayangnya cuma ambil pake hp dan kameranya cuma 2MP :|
Ini bagian depan apa samping saya juga ga tau sebenernya, karena diliat dari sisi sini, ini bisa jadi depan, tapi ada lagi dari sisi kanannya, bisa jadi itu juga yang depan :D
Disa pose di depan pintu yang sepertinya pintu utama :) karena ukurannya lebih besar dan indah dibanding pintu-pintu lain. Oya, rumah Om Schoemaker ini pintu dan jendelanya banyaaak banget :) biar tropisnya Indonesia kerasa banget kayanya :)
 Pintu ini, jaraknya hanya sekitar 2m dari pintu yang kayanya pintu utama tadi, entah fungsinya apa ruangan dibalik pintu ini. Semua di kunci.
 Ini pintu lain, yang seperti pintu utama juga, saya juga bingung :D mungkin kalau boleh saya kira-kira lagi, yang pintu besar di kiri (yang sekarang jadi bank) itu pintu utama untuk tamu dan yg ini untuk keluarga. Mungkin. :)

 Tampak jauhnya, halaman sekitar rumah keren ini sekarang dipakai sebagai tempat makan outdoor dari cafe Makan-Makan.
 Maaf lagi, agak miring, ini kotak lubang pos yang 100% peninggalan :) Om Schoemaker kan memang terkenal dengan gaya Art Deco khasnya, yakni menggabungkan unsur Tradisional Indonesia dengan Modern dan cenderung seperti bangunan di negara asalnya, Belanda :)
 Nah, ini dia yang tadi saya bilang bisa jadi juga ini muka dari bangunan ini, ruangan ini benar2 satu ruangan cukup besar dan ada sebuah pintu yang menyambungkan dengan lorong di tengah-tengah rumah ini. Sayangnya pintunnya di tutup :(

Oya, bisa lihat bagian berwarna hitam yang ada diatas jendela, dibawah atap? itu terbuat dari bahan untuk membuat atap Tajug. Contoh lainnya, atap masjid Cipaganti, SMKN 1 Bandung (sekolah saya yeee !), atap-atap khas bangunan kolonial di Bandung.
 Lagi-lagi, ada pintu dekat pintu. Saya akan cari tahu lagi ya, kenapa di rumah Om Schoemaker ini ada banyak sekali pintu di dekat pintu :D
 Foto jauh ruangan yang bisa jadi juga ini muka bangunan :D

 Conecting door dari ruangan besar yang paling pertama saya foto tadi dengan ruangan disebelahnya, yang nyambung ke lorong :)
 Nih, tampak dekat foto dari rumah super adem ini :)
 Ruangan yang paling belakang, yang tadi paling pertama saya foto :) saya ambil dari ujung ruangan banget, maksudnya supaya kena semua.
 Ada lubang-lubang kecil diatas itu, apa coba? :D
Yap, itu ventilasi :)
 Nih, ventilasi jendela yang tadi fotonya aku ambil dari luar :) tinggi banget loh langit-langit bangunan kolonial itu dan ,,, temboknya pasti tebal-tebal, itulah sebabnya kenapa bangunan tua selalu adem :)
 Ngintip dari ruangan besar ke ruangan sampingnya yang lebih kecil :)
 Ini dia lorong yang tadi di sebut-sebut :) Lorong ini cantiiiik banget :) dan seperti biasa, ada foto-foto gedung yang di desain oleh Om Arsitek pemilik rumah ini :)
 Yang ini foto lorong kearah belakang, di lorong ini juga ada banyak pintu. Makin bikin saya penasaran sebenernya buat apa sih bikin banyak sekali pintu? apakah buat main kucing-kucingan dengan Nippon kalau-kalau Nippon menyerang? *uppsss*
 Pintu bikin penasaran 1.
Ini seberang pintu bikin penasaran 1, mari kita namai Pintu bikin penasaran 2. Oya, pintu yang ini lebih besar dan di slide, bukan sistem engsel. Apik !














Nahhh, itu dia hasil telisikan saya dan Disa di rumah Om Schoemaker :) Semoga menginspirasi kita semua untuk cinta dengan bangunan-bangunan peninggalan. Mungkin tidak harus cinta, tapi paling tidak menghargai dan turut menjaga. Karena Bandung tidak akan seindah dan semegah sekarang kalau tidak ada orang-orang seperti Om Charles Prosper Wolff Schoemaker ini :) Memang, perkembangan zaman menuntut kota-kota besar untuk membuat sarana-sarana dan infrastuktur modern dan mungkin megah dengan definisi megah zaman sekarang. Tapi haruskah dengan menghilangkan bagian sejarah yang adalah identitas dan kekayaan bangsa?? Untuk pengetahuan kalian nih, Bandung disebut sebagai Museum Art Deco karena banyaknya bangunan kolonial bergaya Art Deco, yang kebanyakan di desain oleh pemilik rumah yang saya kunjungi ini :) Apa kalian mau suatu saat nanti tidak ada lagi bangunan nan indah dan nyaman peninggalan-peninggalan masa kolonial? dan kota yang kita cintai berubah menjadi hutan beton? :( Think again and love your city histories :)

FYI, menu di cafe ini juga masih dalam batas terjangkau kok, anggap saja beli moment 'menyatu' dengan karya arsitek besar :)


1 komentar:

  1. Halo Mbak Anggita, terima kasih atas blogpostnya yang lengkap dengan deskripsi tiap foto dan ulasan detil rumah C. P. Wolff Schoemaker. Saya juga pecinta gedung karya2nya Prof. Schoemaker, terutama gedung dengan gaya art deco. Barusan saya googling ttg riwayat hidup Prof. Schoemaker, dan penasaran apa rumah tinggalnya sekarang masih ada apa tidak. Saya beruntung menemukan blogpost Mbak Anggita ini :) sekali lagi terimakasih ya, semoga tetap produktif menulis.

    BalasHapus